Minggu, 08 Februari 2015

"KONSTRUKSI +KUDA - KUDA"



                                 Konstruksi kuda-kuda

Pengertian Kuda-kuda
Adalah suatu susunan rangka batang yangberfungsi untuk mendukung bebanatap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya.Kegunaan :sebagai pendukung atap denganbentang maksimal sekitar 12 m.
Kuda-kuda diperhitungkan mampumendukung :
Beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memperbaiki atap).
2.2 Bentuk konstruksi kuda-kuda sepertiurutan gambar dibawah ini :

        a. Akibat adanya beban maka titikpertemuan kedua kaki kuda-kudabagian atas (P) mengalamiperubahan letak yaitu turun ke P’,sehingga kaki kuda-kuda menekan         kedua tembok kearah samping.
b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kudatidak bergerak ke samping perludipasang balok horisontal untukmenahan kedua ujung bawahbalok kaki kuda-kuda tersebut.

Batang horisontal tersebut dinamakan :balok tarik (AB).

c. Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda,maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolah-olahke dalam.

d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah batang tarik AB yang  disebut tiang gantung.

e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang,sehinggakaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan.
f. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang sokong/skoor.

GAMBAR :
g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinankonstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitukaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horisontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.
a. Balok tarik, b. Balok kunci, c. Kaki kuda-kuda, d. Tiang gantung, e. Batang Sokong, f. Balok Gapit, g. Balok Bubungan, h. Balok Gording, i. Balok Tembok, j. Balok bubungan miring, k. Balok tunjang, l. Tiang Pincang, m. Balok Pincang,
2.3 Tipe kuda-kuda
a. Tipe Pratt
b.Tipe Howe
c. Tipe Fink
d. Tipe Bowstring
e. Tipe Sawtooth
f. Tipe Waren
2.4 BENTUK KUDA-KUDA
a. Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
b. Bentang 4-8 Meter
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter,bahan dari kayu atau beton bertulang.
c. Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter,bahan dari baja (double angle).
2.4.1 GAMBAR KUDA-KUDA KAYU TEMPAT PARKIR KANTOR POS UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Kantor pos universitas negeri Malang memiliki kuda-kuda kayu dengan menggunakan sambungan bibir miring berkait, semua sambungan menggunakan baut. Semua rangka kuda-kuda terbuat dari kayu yang ditahan beton bertulang, tinggi kolom sekitar 3 - 4,5 M, serta memiliki 3 kuda-kuda pada bentang memanjangnya.


2.5 Sambungan Kayu
Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
Hubungan Kayu:
Adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu ruang berdemensi tiga
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Sambungan kayu ke arah memanjang.
2. Sambungan kayu ke arah melebar.
3. Sambungan kayu ke arah menyudut
Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada dua sambungan lain yaitu sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci.Sambungan Kayu Memanjang : Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang dibutuhkan Sambungan kayu ke arah memanjang ada dua macam yaitu memanjang ke arah mendatar, dan ke arah tegak Sambungan melebar adalah sambungan papan untuk dinding,lantai maupun untuk keperluan yang lain.
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh sebab itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Untuk memenuhi syarat kekokohan sambungan dan hubungan kayu maka sambungan dan hubungan kayu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam.
b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut, mengembang dan menarik.
c. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
è Syarat-syarat ukuran sambungan dapat dilihat pada contoh gambar sambungan
è Sedangkan gaya-gaya yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Gaya Tarik
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.
2. Gaya Desak (Tekan)
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai sambungan lurus tekan.
3. Gaya Lintang dan Momen
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan pengunci.
4. Gaya Puntir
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang untuk hubungan sudut.
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya: kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor akan mterjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
2. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh terlalu k encang (Jw. sesak) karen akalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau pecah.
3. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan kontrol dan perbaikan.
2.5.1 Macam-macamsambungan kayu memanjang
Dibandingkan dengan bahanbangunan yang lain, kayu mempunyai sifat yang khas yaitu kekuatannyabesar, kenyal, ulet, keras, dan mudah dikerjakan. Selain itu kayu mudahterbakar, tidak tahan lembab, mudah lapuk, dan dapat berubahbentuknya. Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan didasarkan padatingkat keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan bahanbangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagaimacam ukuran yang berupa balok, dan papan. Di perdagangan ukurankayu umumnya sudah tertentu antara lain : (ukuran dalam satuan cm)
è 6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15 == disebut balok
è 2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40 == disebut papan
è 4/6 ; 5/7 ======= disebut usuk atau kaso
è 2/3 ; 3/4 ======= disebut reng
è 1/3 ; 1/4 ; 1/6 ======= disebut plepet

Karena keterbatasan panjang kayu yang ada diperdagangan, makauntuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungankayu. Pengertian sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebihyang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batangkayu yang panjang. Pengertian hubungan kayu adalah dua batang kayuatau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentusehingga menjadi satu bagian konstruksi.
Perlu diperhatikan syarat-syarathubungan kayu, antara lain :
1 dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh,2hindari menakik kayu yang dalam, perhatikan penempatan sambungan,harus tahan terhadap gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungandibuat yang pas, jangan menggunakan kayu yang cacat.
2.5.2MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT
Sambungan takikan lurus, sambungan purus dan lubang terbuka,sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur, sambungan takikan lurus ekor burung, sambungan purus dan lubang terbuka, sambungan purus dan lubang tertutup,sambungan purus dan lubang dengan gigi tegak, sambunganpurus dan lubang dengan gigi garis bagi, sambungan takikan lurusekor burung, sambungan Raveling ekor burung.Sambungan voor loef.
2.5.3 SAMBUNGAN KAYU BERSUSUN DANSAMBUNGAN DENGAN PENGUNCI
Sambungan denganpengunci dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan kayuyang besar. Alat sambung utama yang diperlukan adalah mur dan baut. Materi ini meliputi : menggambar beberapa macamsambungan kayu bersusun dan beberapa sambungan kayu dengan pengunci, yang terdiri dari :
-Sambungan bersusun dengan schei,Sambungan bersusun dengan gigi.Sambungan dengan pengunci di bawah,Sambungan dengan pengunci di atas dan di bawah,Sambungan dengan pengunci di samping.
2.6 konstruksi kuda-kuda kayu tipe howe
Perencanaan kuda-kuda (1)
Sebuah kuda-kuda seperti tergambar:
i = jarak kuda-kuda dalam m
j = jarak gording dalam m

A. PEMBEBANAN PADA KUDA-KUDA
            Pembebanan pada kuda-kuda terdiri dari:
1.    Beban Mati, yang terdri dari:
   Beban atap
   Berat Gording
   Berat sendiri kuda-kuda
2.    Beban Hidup
3.    Beban Angin
1 dan 2 Beban Mati dan Beban Hidup
            Mula-mula tentukan besarnya dimensi kuda-kuda, misalnya dimensi kuda-kuda a/b cm, hitung panjang keseluruhan elemen-elemen kuda-kuda, hitung berat atap beserta asesorisnya seperti pada perhitungan gording(PMI’70), misalnya berat atap c kg/m2.
Rubah berat atap dalam satuan kg/m2, menjadi kg/m. Jumlahkan dengan berat balok gording. Dan tambahkan dengan beban hidup P kg

Beban Atap = c kg/m2 x i m                             = d kg/m
Berat sendiri kuda-kuda = a m x b m x BJ       = e kg/m
Berat sendiri gording = a m x b m x BJ x i m  = f kg
Beban-beban terbagi rata tersebut diubah menjadi beban-beban terpusat
Dari pembebanan tersebut diatas dengan analisa struktur didapat gaya-gaya batang
3. Beban Angin
Beban angin (w kg/m2) dikali luas atap yang dipikul oleh satu titik buhul sama dengan(z kg)Beban Angin Kanan
Dari pembebanan tersebut diatas dengan analisa struktur didapat gaya-gaya batang
Contoh pembebanan pada kuda-kuda
PEMBEBANAN PADA KUDA-KUDA
Beban tetap =
1      Beban atap
2      Beban gording
3      Berat sendiri kuda-kuda
Beban hidup =
1      Berat orang atau beban hujan
Berat atap =
2      q atap   = Beban atap x j
 = 60 kg/m2  x  3,5 m
 = 210 kg/m’
Berat gording
3      G gording    = 810 kg/m3 x 0,2 m x 0,12 m x 3,5 m
=  68,04 kg

Asumsi ukuran profil kuda-kuda : 12/20
Berat sendiri kuda-kuda (Dwg No 6)
Panjang profil kuda-kuda
Batang tepi luar profil ganda =
4     Batang 1 dan 4       = (2 x 1,72 m) x 2          =  6,88 m
5     Batang 2 dan 3       = (2 x 2,332 m) x 2        =  9,328 m
6     Batang 5 dan 8       = (2 x 1 m) x 2               =  4 m
7     Batang 6 dan 7       = (2 x 2 m) x 2               =  8 m
8     Batang 9 dan 13     = 2 x 1,4 m                    =  2,8 m
9     Batang 10 dan 12    = 2 x 2,441 m                =  4,882 m
10  Batang 11               = 1 x 2,6 m                   =  2,6 m        +
11  Panjang Total                                              =  38,49 m

Volume batang total   = Panjang total x 0,12 m x 0,2 m
                                 = 38,49 m x 0,12 m x 0,2 m
                                 = 0,924 m3

Berat kuda-kuda = Volume total x berat jenis
                                 = 0,924 m3 x 810 kg/m3
                                 = 748,44 kg

Berat aksesoris = 25% x berat kuda-kuda
                       = 25% x 748,44 kg
                       = 187,11 kg

Berat total kuda-kuda = Berat kuda-kuda + Berat aksesoris
                                 = 748,44 kg + 187,11 kg
                                 = 935,55 kg

q berat sendiri = q bs =  = 155,93 kg/m’


Beban Hidup  = 
1     P h = 100 kg

Berat sendiri kuda-kuda =
2     P bs1 =   q bs x 1 m  =  x 155,93 kg/m’ x 1 m  = 77,96 kg
3     P bs2 =   q bs x 1,5 m  =   155,93 kg/m’ x 1,5 m     =  233,89 kg
4     P bs3 =   q bs x 2 m     =   155,93 kg/m’ x 2 m        =  311,86 kg
5     P bs4 =   q bs x 1,5 m  =   155,93 kg/m’ x 1,5 m      =  233,89 kg
6     P bs5 =   q bs x 1 m  =   x 155,93 kg/m’ x 1 m   =  77,96 kg

Berat gording =
1     P g1 = G gording                                    = 68,04 kg
2     P g2 = 2,5 x G gording = 2,5 x 68,04  kg = 170,1 kg
3     P g3 = 3 x G gording = 3 x 68,04 kg        = 204,12 kg
4     P g4 = 2,5 x G gording = 2,5 x 68,04       = 170,1 kg
5     P g5 = G gording                                    = 68,04 kg

Berat Atap =
1     P at1 = q atap x 1 m x ½ = 210 kg/m’ x 1 m x ½  =  105 kg
2     P at2  = q atap x 1,5 m    = 210 kg/m’ x 1,5 m     = 315 kg
3     P at3  = q atap x 2 m       = 210 kg/m’ x 2 m        = 620 kg
4     P at4 = q atap x 1,5 m     = 210 kg/m’ x 1,5 m     = 315 kg
5     P at5 = q atap x 1 m x ½ = 210 kg/m’ x 1 m x ½  = 105 kg

Beban terpusat pada titik buhul =
1     P1 = Ph + P g1 + P at1 = 100 kg + 68,04 kg   + 105 kg =  273,04 kg
2     P2 = Ph + P g2 + P at2 = 100 kg + 170,1 kg + 315 kg   =  585,1 kg
3     P3 = Ph + P g3 + P at3 = 100 kg + 204,12 kg + 620 kg  = 924,12 kg
4     P4 = Ph + P g4 + P at4 = 100 kg + 170,1 kg + 315 kg   =  585,1 kg
5     P5 = Ph + P g5 + P at5 = 100 kg + 68,04 kg + 105 kg   =  273,04kg
6     P6 = P bs5                                                                   =  77,96 kg
7     P7 = P bs4                                                                   = 233,89 kg
8     P8 = P bs3                                                                   =  311,86 kg
9     P9 = P bs2                                                                   =  233,89 kg
10  P10 = P bs1                                                                 =  77,96 kg

Reaksi Perletakan =
VA =
      =
      =  1787,98 kg (    )

VB =
      =
      =  1787,98 kg (    )

GAYA BATANG
TITIK BUHUL A

S Fy = 0
1      VA + S1 sin a1 – P10 – P1 = 0
1787,98  + S1 sin 54,4623o – 77,96 - 273,04 = 0
0,81373 S1 = - 1436,98 kg
S1 = - 1765,92 kg (tekan)

S Fx = 0
2      S8 + S1 cos a1 = 0
S8 + S1 cos 54,4623o = 0
S8 + (-1765,92) (0,58124) = 0
S8 = 1026,42 (tarik)

TITIK BUHUL H
S Fy = 0
3      S9 – P9 = 0
S9 – 233,89 = 0
S9 = 233,89 kg (tarik)
S Fx = 0
4      S7 – S8 = 0
S7 – 1026,42 = 0
S7 = 1026,42 kg (tarik)

TITIK BUHUL C

S Fy = 0
5     S2 sin a2 – S10 sin a3 – S1 sin a1 – S9 – P2 = 0
6     S2 sin 30,9637o – S10 sin 34,99o – (-1765,92) sin 54,4623o – 233,89 – 585,1= 0
7     0,51449 S2 – 0,5734 S10 – (-1765,92) (0,81373) – 818,99 = 0
8     0,51449 S2 – 0,5734 S10 + 617,99 = 0      
9     S2 = 1,1145 S10 – 1201,17 ........................................................... (i)
S Fx = 0
1     S2 cos a2 + S10 cos a3 – S1 cos a1 = 0
2     S2 cos 30,9637o + S10 cos 34,99o - (-1765,92) cos 54,4623o = 0
3     0,85749 S2 + 0,8193 S10 – (-1765,92) (0,58124) = 0
4     0,85749 S2 + 0,8193 S10 + 1026,42 = 0
5     S10 = - 1,0466 S2 – 1252,8 ………………………….…….……… (ii)

Persamaan (i) dan (ii) :
1     S2 = 1,1145 (-1,0466 S2 – 1252,8) -1201,17
2     S2 = -1,1665 S2 – 2597,42
3     1,1665 S2 = - 2597,42
4     S2 = - 2226,67 kg (tekan)

Persamaan (ii) :
1     S10 = - 1,0466 (-2226,67) – 1252,8
2     S10 = 2330,43 – 1252,8
3     S10 = 1077,63 kg (tarik)
TITIK BUHUL D
S Fx = 0
1      S3 cos a2 - S2 cos a2 = 0
2      S3 = S2
3      S3 = -2226,67 kg (tekan)
S Fy = 0
1      - S11 – P3 – S3 sin a2 - S2 sin a2 = 0
2      - S11 – 924,12 – S3 sin 30,9637o – S2 sin 30,9637o = 0
3      - S11 – 924,12 – (-2226,67) (0,51449) – (-2226,67) (0,51449) = 0
4      - S11 + 1367,08 = 0
5      S11 = 1367,08 kg (tarik)
Karena simetris, maka :
1      S4 = S1 = -1765,92 kg (tekan)
2      S5 = S8 = 1026,42 kg (tarik)
3      S6 = S7 = 1026,42 kg (tarik)
4      S12 = S10 = 1077,63 kg (tarik)
5      S13 = S9 = 233,89 kg (tarik)
TABEL GAYA BATANG AKIBAT BEBAN TETAP
NO BATANG    BATANG TARIK ( + )    BATANG TEKAN ( - )
1          ----       - 1765,92 kg
2          ----       -2226,67 kg
3          ----       -2226,67 kg
4          ----       - 1765,92 kg
5          1026,42 kg      ----
6          1026,42 kg      ----
7          1026,42 kg      ----
8          1026,42 kg      ----
9          233,89 kg        ----
10        1077,63 kg      ----
11        1367,08 kg      ----
12        1077,63 kg      ----
13        233,89 kg        ----


"MACAM MACAM PENUTUP ATAP"




1.    Atap sirap   
                                                 
a.  Sirap kayu
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25 tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan alam.


b.  Sirap aspal

Sebuah sirap aspal adalah jenis atap sirap . Mereka adalah salah satu atap yang paling banyak digunakan meliputi karena mereka relatif murah dan cukup mudah untuk menginstal.

2.    Genteng 
a.  Genteng tanah liat tradisional
Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan. Biasanya akan tumbuh jamur di bagian badan genteng.



b.  Genteng Keramik 
Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa 20 – 50 tahun dapat ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.

c.  Genteng beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.
Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40tahun. 

d.  Genteng Aspal
Bahan meterial yang satu ini dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.

e.  Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m.

Adapun caran pemeriksaaan genteng yang baik, dilapangan sebagai berikut :
a.    Tinjauan terhadap pandangan luar :
1.    Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara
yang nyaring.
2.   Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.
3.   Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk.
4.   Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama.
b.    Tinjauan Terhadap Berat rata-rata.

Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan, ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata
c.    Tinjauan terhadap rembesan.
Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air.
d.    Tinjauan terhadap penampang patahan.
Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng yang baik akan terlihat seperti berikut :
·      Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan).
·      Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama.
·      Susunannya terlihat rapat dan padat Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus.
3.    Seng
Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan pelapisnya.
Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an.Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.


4.    Plat Beton 
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Banyak digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Konstruksinya yang kuat memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai tempat beraktifitas. Contohnya menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi.
Maka perlu pengawasan pada pengecoran dan pemakaian waterproofing pada lapisan atsanya.

5.    Plat Kaca
Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasa dipakai pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela atau sebagai aksen yang melengkapi design sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan